" You've seen only with your eyes,
so you are easy to fool. "
Mr Han.
Selamat membaca dengan hati.
(Click that 'AA')
|
Wednesday, 29 December 2010, 16:11:00
Jadikan Ini Bumi Kamu

Di bumi ini kami berlari Kami merintih Di bumi ini kami melihat kesengsaraan Kami melihat kematian di depan mata Di bumi ini hanya basah dengan tangis kami Hanya sarat dengan jeritan kami Di bumi ini kami hauskan kedamaian Kami laparkan penyatuan
Ini bumi kami ! Ini tanah kami ! Ini rumah kami ! Kami berlari di bumi kami sendiri ! Kami merintih di bumi kami sendiri ! Sengsara kami melihat kematian melata berlaku di bumi kami sendiri !
Kami luahkan tangisan ! Kami muntahkan jeritan ! Kedamaian yang kami cari lenyap di bumi kami sendiri ! Kami minta penyatuan di antara kamu di bumi kami sendiri !
Sejauh mana kamu telah mendengar ? Setulus mana kamu telah mendo’akan ?
Kami seru ! Di mana mujahidnya? Di mana mujahidahnya? Apakah mereka lupus diratah nikmat dunia? Apakah mereka nyenyak diasak hiburan lagha?
Kami seru kamu bangkit ! Bangkitlah dari tidurmu! Jangan biarkan diri menjadi lauk dunia ! Jangan sesatkan diri dengan jalan dunia !
Di bumi ini Kami tidak mampu berlari lagi Kami lelah dengan rintihan sendiri Kesengsaraan menjadi budaya kami Kematian menjadi kawan kami
Tidak guna kami menangis di bawah rimbunan darah Tidak guna kami menjerit panggil kedamaian yang hilang Sedangkan kita tidak bersatu !
Di bumi ini Kami mengharap DIA Satu-satunya harapan kami adalah DIA Mohon Salahuddin lahir semula Agar kami bebas di bumi sendiri !
Di bumi ini Kami memohon do’a tulus Ya Allah Kami berlindung kental di bawah redha Ya Allah Kami minta kamu Jadikan bumiku sama seperti bumi kamu Jadikan ini bumi kamu !
~ Nur Yusuf Al-Quds Fillah 29 RAMADHAN 1431 H 7 September 2010 03 :28:33 م  Labels: Puisi Palestin
|
Feeling rasengan enough, huh?
OTAK BUKU kali ini: Masharakat Melawan Mahasiswa
Telah mengkhatamkan mazhab 3M sehari selepas hari lahir #outboxmalaysia, iaitu pada 17 Februari 2015. Saya beli buku ini pada 7 Februari yang lalu di Pesta Buku Selangor, Shah Alam. Cuma kira-kira 4 hari yang lalu saya baru fokus dengannya. Rupanya apabila ditanamkan rasa ingin tahu seinfinitinya, saya akan mampu untuk fokus. Lalu tiadalah hairan duduk empat lima jam berhari-hari mengorek isi dari buku falsafah Cinta ini, sampai sahabat di bilik sebelah menegur "oi udah udah le tu".
Pada isi yang ke satu tiga enam, apabila penulis menyingkap pandangan Syed Hussein Alatas berkaitan aktivisme pendidikan; "turun menyelesaikan masalah masyarakat", saya dapat mengaitkannya dengan gerak kerja sahabat-sahabat OutBox Malaysia. Lantas wajah-wajah mereka menempek kaku di ruang kepala sebentar.
Dan ada bahagian keras yang membuatkan saya berimaginasi sesaat, suatu hari nanti akan ada gerakan sosial yang dipimpin nama-yang-diconteng-dekat-dalam-gambar yang akan menangani masalah gelandangan sepenuhnya.
Semakin hampir ke kepingan terakhir, pada baris ke sepuluh muka surat dua satu satu; baris yang memberi kesan setajam-tajamnya kerana saya melihat rupanya penulis sedang mengisi kekosongan 'jawatan' itu. Lalu mengapa tidak kami, yang digelar 'anak muda'?
Nah seperti yang dikatakan, kami adalah anak muda yang ingin masa hadapan yang tidak seperti masa sekarang. Maka percayalah kami sedang melompat kijang ke arah impian itu!
WEH. Kalau engkorang nak tahu ada apa pada setiap kepingan buku ini, maka aku sarankan engkorang baca.
* * *
Sekarang sedang mengorek isi buku - Peran Intelektual.
Start date - Mac 1, 2015.
UPDATED: 4.03.2015
|